Selasa, 02 Maret 2010

pemuda sebagai penerus bangsa

Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya peran pemuda amatlah penting. Pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan, baik saat ini maupun masa yang akan datang dengan karakter yang dinamis bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda juga adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam harapan, harapan bangsa, harapan keluarga, dan harapan dirinya sendiri untuk menjadi seseorang yang lebih berarti.
Secara internasional, WHO menyebut sebagai “young people”dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia10-19 tahun disebut “adolescenea” atau remaja. International youth year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda. Sedangkan menurut draft RUU kepemudaan, pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis, oleh karena itu pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Pemuda selalu mempunyai gagasan, keberanian, semangat, inovasi dan kreatifitas dalam berfikir.
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Proses yang membantu pemuda melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berfikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun bermasyarakat adalah dengan bersosialisasi. Sosialisasi yang baik atau lingkungan yang baik akan menciptakan pemuda-pemuda yang baik pula, karena sosialisasi yang salah pemuda mudah terpengaruh oleh sesuatu yang mungkin dapat merusak generasi muda. Seperti pergaulan bebas, pernikahan dibawah umur, dan kenakalan remaja. Pemuda tidak lepas dari keluarga, lingkungan luar, dan pribadinya sendiri. Sosialisasi bertujuan agar individu tersebut dapat diberi ilmu pengetahuan, juga agar individu tersebut dapat berkomunikasi secara efektif dalam pengembangan diri sendiri, dan bertingkah laku selaras dengan masyarakat.
Penelitian ilmiah memberikan bukti kuat bahwa orang yang dibentuk oleh pengaruh sosial dan biologis. Genetik studi telah menunjukkan bahwa lingkungan seseorang (sosialisasi) berinteraksi dengan mereka genotipe untuk mempengaruhi hasil perilaku, sedangkan teori linguistik tata bahasa generatif menunjukkan bagaimana sesuatu seperti kapasitas untuk perubahan belajar sepanjang hidup seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar