Rabu, 03 Maret 2010

teknologi versus kemiskinan

Ilmu pengetahuan teknologi begitu cepatnya berkembang sejalan dengan pekembangan zaman, setiap detiknya pasti ada saja sesuatu yang diciptakan, dirubah, atau dikembangkan sesuai dengan sesuatu yang dibutuhkan. Teknologi tidak akan pernah berhenti sampai semua kebutuhan manusia tercapai, tapi kebutuhan manusia akan teknologi sepertihalnya ekonomi tidak terbatas. Sampai kapan akan berhenti dan sampai kapan manusia akan merasa puas. Teknologi adalah suatu keterampilan, hasil dari ilmu pengetahuan, teknologi diterapkan oleh manusia demi kesejahterahaan manusia artinya melindungi dari malapetaka kelaparan, dari bahaya kekejaman alam, dan mampu memenuhi 3 pokok kebutuhan manusia seperti sandang, pangan, dan papan. Manusia hidup dalam berbagai dunia yaitu dunia kebendaan, dunia social, dan dunia spiritual. Manusia dengan dunia kebendaanya, ia berada di lingkungan fisik, atau sering disebut lingkungan saja. Sasarannya, ia memenuhi kebutuhan materi, seperti sandang, pangan, dan papan. Manusia dalam dunia social, ia berada dalam lingkungan social, dengan sesama manusia, dengan social cultural, untuk memenuhi kebutuhan sosialnya sebagai anggota masyarakat. Sebagai mahluk social manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, seperti keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lainnya dan keinnginan menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Manusia dengan dunia spiritual, ia berusaha memenuhi kebutuhan spiritualnya, sangat pribadi dan merupakan urusannya sendiri. Untuk suatu kehidupan yang serasi, ia harus berada dalam keseimbangan dengan ketiga dunia itu. Apa yang terjadi saat ini bahwa kemajuan teknoogi membawa kepada bidang kebendaan yang lebih tinggi sehingga timbul ketidakseimbangan dengan dunia lainnya. Acapkali perubahan teknologi amat cepat, sedangkan manusianya sendiri tidak mampu mengimbanginya. Ketimpangan inilah yang akan memnyebabkan keretakan social, yang mengakibatkan terjadinya pelapisan social yang mencolok sekali sehingga timbul sebutan kelas elite, kelas menengah, dan kelas bawah. Kehidupan kelompok ini yang paling nampak sekali terjadi di kota-kota. Gambaran ini kita anggap sebagai indikasi “kemiskinan”. Bagaimanapun terganggunya keseimbangan ketiga alam manusia, materi, social, dan spiritual adalah sebab utama timbunya sebab kemiskinan dalam arti yang luas. Ketimpangan ini belum tentu selalu berasal dari kemajuan teknologi, tetapi juga dari perubahan alam ketiga alam manusia tadi. Perubahan yang cepat yang terjadi dalam lingkungan manusia sendiri tanpa diimbangi dengan cepatnya perkembangan teknologi juga akan menyebabkan terganggunya keseimbangan dan pada giliranya timbul kemiskinan. Suatu hal yang sering kita lihat dan dengar di Negara kita ini, misalnya bencana banjir dan erosi. Menurut beberapa sumber informasi, bahwa terjadinya banjir disebabkan oleh penggunaan teknologi tanpa pemikiran yang mendalam. Dan makin bermunculan pabrik-pabrik tektil di kota-kota, dilihat dari segi ketenaga kerjaan boleh jadi mengurangi tingkat penganguran. Tapi dilihat dari sisi lain, misalnya pencemaran air sering menyebabkan konflik besar antara pengusaha tekstil dengan penduduk setempat. Sebabnya, air yang sebagai kebutuhan sehari-hari semula bisa dimanfaatkan menjadi tidak bermanfaat lagi dan air pun menjadi sulit untuk didapatkan. Siapa yang bersalah? Sebagai akibat teknologi masyarakat yang sudah maju, namun dibarengi pula membawa kemiskinan pada masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar